Methods of Cooking KALEDO

Halo foo-readers!
Di post sebelumnya aku udah mulai bahas mengenai Kaledo dan sejarahnya secara singkat, kan? Gimana pada tertarik untuk tau lebih ga?:D

Nah, sekarang aku mau bahas lebih dalam mengenai proses dan cara pemasakkannya nih.

Seperti yang udah aku bahas di post sebelumnya, Kaledo ini dimasak dengan bahan baku utama tulang dan daging kaki sapi. Untuk mengetahui lebih dalam proses pemasakkan KAledo, aku dan teman-teman kembali menyempatkan diri untuk mampir ke salah satu rumah makan Kaledo yang terletak di Jakarta Selatan.
Di sana, kami berkesempatan untuk melihat langsung proses pemasakkan Kaledo serta mewawancarai pemilik restoran yang kebetulan adalah orang asli Palu.


Bersama Bapak dan Ibu Pemilik RM Kaledo

Proses pemasakkan  Kaledo cukup sederhana hanya saja membutuhkan waktu yang panjang. 
Selain itu, memasak Kaledo dengan cara tradisional dirasa sudah kurang sesuai untuk dilakukan pada masa modern sekarang ini. Oleh karena itu, terdapat beberapa perubahan diantara keduanya. 



Cara Tradisional
Dengan cara tradisional, pertama-tama Kaledo dimasak dengan memasak satu bonggol tulang kaki sapi dalam air mendidih. Pada umumnya, disekeliling tulang kaki tersebut terdapat daging yang menempel. Seluruhnya dimasak langsung sehingga Kaledo menawarkan porsi yang cukup besar untuk satu orang. Perebusan dilakukan hingga daging sapi menjadi setengah matang dan lunak. Biasanya proses ini memakan waktu lama mencapai 50-60 menit. Selanjutnya air rebusan dibuang dan daging beserta tulang direbus kembali dengan menggunakan air rebusan baru. Hal ini dilakukan untuk membuang lemak yang keluar dan dihasilkan selama proses perebusan sebelumnya sehingga diperoleh kuah sup yang jernih. Oleh karena itu, proses ini dapat dilakukan beberapa kali untuk mencapai tingkat kejernihan kuah terbaik sesuai selera. 

Tahapan selanjutnya adalah pencampuran bumbu-bumbu ke dalam kuah. Bahan yang digunakan adalah asam Jawa yang masih muda (hijau), cabai rawit hijau yang sudah digiling, dan garam. Bumbu-bumbu ini akan menghasilkan kuah yang segar dengan campuran rasa asin, asam, dan pedas. Kaledo yang sudah jadi kemudian disajikan bersamaan dengan singkong rebus.

Selain itu, yang unik dari proses pemasakkan ini adalah alat yang digunakkan. Pada zaman dahulu, pemasakkan Kaledo kerap dilakukan menggunakan tungku besar dan dimasak di atas kayu bakar. 

Cara Modern
Proses memasak Kaledo dengan cara modern sesungguhnya hampir sama dengan cara tradisional. Langkah-langkah yang dilakukan tidak mengalami banyak perubahan. Namun pada sekarang ini mencari kaki sapi utuh menjadi perkara yang tidak mudah. Untuk mempermudah pemasakkan dan juga proses konsumsi, Kaledo seringkali dimasak dengan menggunakan daging yang sudah dipisahkan dari kakinya dan dipotong kecil-kecil. Dengan begini, porsi yang disajikan lebih kecil dan lebih sesuai untuk gaya hidup saat ini. Bahkan, daging yang digunakan juga kerap diganti menjadi daging dari bagian lain yang lebih tersedia dan mudah diperoleh seperti daging sapi bagian iga.

Bumbu utama dalam pemasakkan Kaledo tetap sama seperti resep utamanya, namun beberapa orang senang menambahkan bumbu lain untuk memperkaya rasa, seperti menambahkan jahe dan daun bawang. Kaledo yang sudah jadi kemudian dapat diberi tambahan kondimen berupa bawang goreng dan perasan jeruk nipis.

Dalam pemasakkan Kaledo dengan metode ini, alat yang digunakan berupa alat-alat modern yang mudah ditemui sehari-hari. Tungku besar yang digunakan untuk memasak dapat diganti dengan panci dan dimasak di atas kompor.

Comments

Popular posts from this blog

Human Resource

Assimilation in Food Culture

History of KALEDO