Posts

Review: Chinese Food Documentary - China on the Tongue (S2) | Footstep

Image
Video berjudul Chinese Food Documentary - China on the Tongue season 2 episode 1 yang berjudul Footstep menggambarkan kehidupan berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang di Cina. Pada umumnya, o rang-orang kerap bermigrasi ke tempat lain dan membawa citarasa dari kampung halamannya. Perubahan inilah satu-satunya hal yang tidak pernah berubah . Video ini menggambarkan perjuangan setiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja dengan komoditi pangan yang berbeda-beda. Meskipun perjuangan yang ditempuh tidak mudah, mereka sangat menghargai komoditi-komoditi pangan tersebut. Segala usaha seakan layak untuk dilakukan dan terbayar ketika menikmati makanan-makanan lezat dari bahan pangan yang diperoleh dengan cara tidak mudah. Mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan orang banyak sekaligus memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarga mereka sendiri. Berikut adalah beberapa kisah dari keluarga berbeda yang tersebar di Cina. Dui merupakan penduduk di Gunung Tibet. Gunung-g

Review: Let's Eat History - The Roman Banquet (Roman Empire Documentary) | Timeline

Image
Halo foo-readers! Kali ini dan untuk beberapa post ke depan aku bakal review beberapa video tentang budaya makanan di Roma dan Cina. Kalo penasaran, stay tune ya! Video berjudul The Roman Banquet ini merupakan sebuah video yang menggambarkan budaya pangan Romania pada masa kekaisaran. Masa itu merupakan masa kekejian yang penuh dengan pertarungan. Selama enam abad, Roma berada pada masa kejayaannya dan menaklukkan seluruh Eropa secara brutal dengan pedang, api, dan pertandingan. Kekaisaran ini membangun peradaban Eropa pertama, termasuk kebiasaan dan pola makan. Masyarakat Roma kerap memberi persembahan kepada Tuhan dan arwah-arwah leluhurnya dalam bentuk makanan. Melalui hal ini, mereka yang membantu memperkenalkan kita pada makanan cepat saji (fast food) hingga makanan-makanan yang bernilai seni tinggi (gourmet). Pada masa itu, di Roma banyak sekali pasar di pinggir jalan yang menjual beragam jenis makanan. Salah satu pelanggan yang sangat penting dan paling tersohor adal

Assimilation in Food Culture

Image
halo foo-readers! Kali ini aku mau bahas secara singkat nih mengenai pola pembauran budaya makanan. Seperti yang kita tahu, budaya  merupakan suatu cara hidup yang berkembang, dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, budaya yang dipegang seseorang sudah ada sejak bertahun-tahun silam.  Sepanjang perjalanannya, suatu budaya dapat bertemu dengan budaya dari kelompok lain dan bergabung membentuk suatu budaya baru. Hal ini yang menyebabkan sering terjadi pembauran antara beberapa budaya yang berbeda, termasuk dalam hal budaya makanan. Terdapat 2 pola pembauran budaya yang sering terjadi: 1. Akulturasi. Akulturasi terjadi ketika dua kebudayaan membaur menjadi satu dan bertahan panjang. Contoh, martabak asin (telor) yang berasal dari India masuk bersama-sama dengan budaya Hindu ke Indonesia. 2. Asimilasi. Asimilasi merupakan pembauran dua atau lebih kebudayaan dengan salah satu yang lebih dominan dibandin

Sosioeconomic in Food Diet

Image
halo foo-readers! seperti yang kita tahu, status sosioekonomi seseorang seringkali mempengaruhi pola dan pemilihan makanannya.  Oleh karena itu, seringkali masyarakat dibagi ke dalam kelompok-kelompok status sosioekonomi yang berbeda, yakni SES rendah, menengah, dan atas. Setiap orang dalam kelompok yang berbeda umumnya memiliki kebiasaan dan gaya hidup yang berbeda, khususnya dalam pemilihan makanan. Mengapa? Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pola pemilihan makanan tersebut jika dikaitkan dengan status SES-nya. 1. Penghasilan.  Penghasilan merupakan salah satu faktor yang paling memiliki pengaruh besar dalam pola hidup seseorang. Dalam pemilihan makanan, orang dengan status SES rendah lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan pangannya dengan pilihan yang terbatas. Sedangkan masyarakat dengan pendapatan yang tinggi memiliki pilihan makanan yang tak terbatas dan cenderung lebih picky dalam menentukan pilihannya. Contohnya, masyarakat dengan pendapatan rendah di I

Review: Social Class And Dietary Aspirations In A Mexican City

Image
Halo foo-readers! Ingat kan di beberapa post sebelum ini aku sempat singgung mengenai budaya makan di luar negri? Nah, kali ini aku mau sedikit ngebahas dan review salah satu jurnal tentang itu. Jurnal yang aku bahas berjudul "TORTILLAS, PIZZA, AND BROCCOLI: Social Class And Dietary Aspirations In A Mexican City" yang ditulis oleh Susan Bridle-Fitzpatrick dari Tulane University dan diterbitkan pada bab 4 buku Food Practices and Social Inequality Looking at Food Practices and Taste across the Class Divide.  Penelitian ini dilakukan oleh Fitzpatrick dengan latar belakang perkembangan suatu pola makan yang dikenal dengan Western Diet, yakni pola makan yang pada umumnya mengutamakan makanan tinggi lemak, gula, berbahan dasar hewani, rendah serat, dan seringkali berupa makanan olahan. Berdasarkan penjelasan di atas tersebut saja, kita sudah dapat menyimpulkan bahwa pola makan ini berdampak buruk bagi kesehatan, yakni dapat menyebabkan kelebihan berat badan hingg

Methods of Cooking KALEDO

Image
Halo foo-readers! Di post sebelumnya aku udah mulai bahas mengenai Kaledo dan sejarahnya secara singkat, kan? Gimana pada tertarik untuk tau lebih ga?:D Nah, sekarang aku mau bahas lebih dalam mengenai proses dan cara pemasakkannya nih. Seperti yang udah aku bahas di post sebelumnya, Kaledo ini dimasak dengan bahan baku utama tulang dan daging kaki sapi.  Untuk mengetahui lebih dalam proses pemasakkan KAledo, aku dan teman-teman kembali menyempatkan diri untuk mampir ke salah satu rumah makan Kaledo yang terletak di Jakarta Selatan. Di sana, kami berkesempatan untuk melihat langsung proses pemasakkan Kaledo serta mewawancarai pemilik restoran yang kebetulan adalah orang asli Palu. Bersama Bapak dan Ibu Pemilik RM Kaledo Proses pemasakkan  Kaledo cukup sederhana hanya saja membutuhkan waktu yang panjang.  Selain itu, memasak Kaledo dengan cara tradisional dirasa sudah kurang sesuai untuk dilakukan pada masa modern sekarang ini. Oleh karena itu, terdapat beberapa perubaha

Branding

Image
Halloo Foo-readers! Kalian pasti kerap kali mendengar kata "Merek", biasa kalian yang suka dunia fashion  tentunya sangat dekat. Merek merupakan istilah suatu identitas dari suatu produk berupa organisasi, produk dan bahkan profil seseorang personil. Identitas organisasi yang dekat dengan budaya makanan adalah UNESCO sedangkan dalan industri makanan biasa kita kenal Coca Cola. Lebih dalam lagi dari sekadar identitas, kini merek memiliki nilai yang lebih. Nilai sebuah merek ini biasa disebut dengan "branding". Bukan sekadar logo, branding merupakan nilai yang pasti berbeda-beda dalam suatu brand tertentu. Rasa percaya atau jaminan yang didapatkan oleh para pelanggan atau calon pelanggan ketika terkait dalam suatu produk tersebut. Lebih dari sebuah pandangan atau sudut pandang seseorang, nilai sebuah produk adalah pengalaman atau brand experience  yang dirasakan oleh seseorang dan terus sama dalam jangka waktu selama brand tersebut tidak rebranding atau terkena